Bagi sebagian orang yang sering bermain di pantai, nama bulu babi pasti tidak asing lagi. Binatang laut yang badannya setengah lingkaran, memiliki duri tajam panjang seperti landak ini patut dihindari ketika berenang atau snorkeling. Bulu babi yang dalam bahasa inggris disebut juga sea urchin, mempunyai sedikit bisa pada ujung durinya. Akan cukup merepotkan untuk mengeluarkannya dari telapak kaki bila sudah tertusuk. Pada sebagian orang efek dari tertusuk duri bulu babi dapat menyebabkan demam bahkan pingsan.
Akan tetapi pada kunjungan kedua ke Pulau Tidung bersama teman2 IndoNikon akhir Februari kemarin, saya beruntung punya kesempatan merasakan nikmatnya telur bulu babi (gonad) bakar. Kenapa beruntung? Karena setelah saya searching lewat mbah google, ternyata di Jepang, dikenal dengan nama uni, harga untuk satu kilogram telor bulu babi tsb bisa mencapai $50 sampai $500 US, wow lumayan mahal juga.
Kesempatan mencicipi kuliner yang tidak biasa ini diawali ketika saya dan beberapa teman sedang asik memotret. Di sebelah kami tampak sekumpulan anak kecil penduduk lokal sedang asik bermain2 dengan bulu babi, mereka dengan entengnya memegang dan menimang beberapa ekor. Saya pun tertantang untuk mencoba melakukan seperti apa yang mereka perbuat. Sesuai dengan saran anak2 itu bahwa jangan membuat gerakan yang menghentak tiba2, saya angkat satu ekor bulu babi yang agak kecil dengan nafas tertahan. Perlahan tapi pasti akhirnya satu ekor bulu babi sudah berada di atas kedua telapak tangan. Terasa cukup geli ketika bulu babi tersebut bergerak-gerak. Tidak tahan berlama-lama memegangnya, saya letakkan kembali bulu babi tsb ke atas pasir.
Kesempatan mencicipi kuliner yang tidak biasa ini diawali ketika saya dan beberapa teman sedang asik memotret. Di sebelah kami tampak sekumpulan anak kecil penduduk lokal sedang asik bermain2 dengan bulu babi, mereka dengan entengnya memegang dan menimang beberapa ekor. Saya pun tertantang untuk mencoba melakukan seperti apa yang mereka perbuat. Sesuai dengan saran anak2 itu bahwa jangan membuat gerakan yang menghentak tiba2, saya angkat satu ekor bulu babi yang agak kecil dengan nafas tertahan. Perlahan tapi pasti akhirnya satu ekor bulu babi sudah berada di atas kedua telapak tangan. Terasa cukup geli ketika bulu babi tersebut bergerak-gerak. Tidak tahan berlama-lama memegangnya, saya letakkan kembali bulu babi tsb ke atas pasir.
Anak2 kecil itu kemudian bilang kalau bulu babi tsb bisa dimakan. Tertarik untuk mengetahui bagaimana rasanya, saya menanyakan kepada mereka cara mengolahnya. Sejurus kemudian, tanpa ragu mereka meletakkan beberapa ekor bulu babi di atas batu dan langsung dipukul-pukul dengan mengunakan kayu. Tujuannya adalah untuk merontokkan seluruh durinya. Sedangkan sebagian anak lainnya membuat api unggun dari tumpukan ranting dan dedaunan kering. Setelah dianggap bersih dari duri2nya, kemudian bulu babi tsb dipanggang di atas api yang sudah lumayan menghasilkan arang. Setelah menunggu sekitar setengah jam, bulu babi tsb sudah menjadi kering dan dinyatakan matang, sehingga layak untuk dimakan. Bulu babi matang tsb dibuka dengan cara kulitnya dibelah menggunakan tangan saja, tidak perlu bantuan pisau. Terlihat dibagian dalamnya berupa gumpalan berwarna kuning kecoklatan, mirip telur ikan. Dengan sedikit rasa ragu2, saya memakannya. Hmmm rasanya lumayan gurih. Mungkin jika ditambah sedikit bumbu, bisa mendekati rasa telur kepiting.
Pengalaman seru mencicipi telur bulu babi panggang tsb, merupakan bukan yang pertama dalam merasakan kuliner tidak biasa di Pulau Tidung ini. Pada malam sebelumnya, saya dan beberapa teman sempat merasakan gurita panggang. Ceritanya pada saat itu kami sedang asik meminum kopi di dermaga pinggir pantai. Di depan kami tampak ada dua anak remaja yang sedang memancing. Tanpa disengaja mereka berhasil menangkap satu ekor gurita. Tidak begitu besar hanya seukuran dibawah kepalan tangan orang dewasa. Kemudian mereka menawari kami untuk membakarkannya supaya bisa dimakan, tanpa ragu-ragu kami mengiyakannya. Tidak semua bagian tubuh gurita, hanya tentakelnya saja yang dibakar. Tentakel tsb ditusuk menggunakan lidi persis seperti sate. Rasanya lumayan enak, mirip cumi bakar hanya kurang saus tiram atau saus padang saja. Yang jelas cukup membuat ketagihan.
No comments:
Post a Comment